Sabtu, 09 Desember 2017

Budidaya Mentimun | 085733806308

Mentimun (Cucumis sativus L.) salah satu tanaman yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan), yang sangat disukai oleh semua lapisan masyarakat. Buahnya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, pencuci mulut atau pelepas dahaga, bahan kosmetika, dan dapat dijadikan bahan obat-obatan. Selain itu buah mentimun dapat digunakan sebagai bahan baku industri minuman, permen dan parfum. 
Mentimun mempunyai prospek yang cerah untuk dibudidayakan, karena mentimun dapat dipasarkan di dalam negeri dan di luar negeri. Produksi mentimun masih rendah, yaitu rata-rata 10 ton ha-1, hal ini disebabkan karena budidaya mentimun masih dianggap usaha sampingan diantara tanaman budidaya lainnya. 
Berbagai usaha untuk meningkatkan hasil mentimun, diantaranya perbaikan teknik budidaya, seperti penggunaan dosis pupuk yang tepat, varietas yang unggul, dan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam yang tepat merupakan salah satu faktor yang perludilakukan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai dalam menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman.
Penggunaan jarak tanam harus dilakukan dengan ukuran yang tepat. Jarak tanam yang terlalu lebar dapat berakibat kurang baik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman, hal ini dikarenakan terjadinya penguapan yang besar dan tingkat perkembangan gulma yang tinggi. Sebaliknya jarak tanam yang terlalu rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi antar tanaman dalam mendapatkan cahaya matahari, unsur hara dan air. 
kebutuhan buah mentimun di Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan pertambahan pendudukan, peningkatan taraf hidup, tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gizi. Pada tahun 2006 luas areal panen mentimun nasional mencapai 55.792 ha dengan produksi 268.201 ton.
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3.5 ton/ha sampai 4.8 ton/ha, padahal produksi ketimun hibrida bisa mencapai 20 ton/ha. Budidaya ketimun dalam skala produksi yang tinggi dan intensif belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman ketimun ditanam hanya sebagai tanaman selingan .
Pengolahan tanah dalam produksi tanaman ketimun diperlukan untuk menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman dan mem-berantas gulma. Pengolahan tanah dapat menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Karena pengendalian gulma makin banyak dilakukan dengan Herbisida, pengaruh utama pengolahan tanah umumnya ditujukan pada perbaikan struktur tanah.

Budidaya Tanaman
1. Syarat tumbuh
Sebagaimana diketahui apabila jenis tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya serta tidak memerlukan perawatan yang khusus. Di Indonesia misalnya yang iklimnya tropis yang mana tanaman ini dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl).Selain itu selama pertumbuhannya, tanaman mentimun membutuhkan iklim kering, sinar matahari cukup dengan temperatur berkisar antara 21,10-26,70C. Sedangkan beberapa mentimun hibrida introduksi, umumnya di tanam di dataran tinggi antara 1.000-1.200 m dpl.
Sebaliknya,tanaman mentimun kurang tahanterhadap curah hujan yang tinggi.Ini disebabkan karena dalam cuaca yang ekstrim seperti itu dapat mengakibatkan bunga yang terbentuk berguguran sehingga gagal membentuk buah. Begitu pula halnya dengan daerah yang temperatur siang dan malam harinya berbeda sangat tajam, dapat memicuh munculnya serangan penyakit tepung.
2.  Tanah

Berdasarkan hasil penelitian yang ada menun-jukkan bahwa pada dasarnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian, cocok pula ditanami mentimun. Walaupun begitu untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan

kualitasnya baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humas, tidak menggenang (becek), dan pH-nya berkisar antara 6-7.Adapun tanah yang sifat fisik, kimia dan biologinya kurang baik sering kali menghambat pertumbuhan tanaman mentimun, sehingga produksinya menurun dan kualitasnya rendah. Umpamanya, keadaan pH tanah terlalu rendah atau masam (di bawah 5) dapat menyebabkan tanaman mentimun kekurangan unsur hara, dan garam-garam mineral seperti Alumunium bersifat racun bagi tanamam. Sementara itu,tanah yang bercak dapat memudah-kan terjangkitnya serangan penyakit layu bakteri. Oleh sebab itu dalam pengelolaan lahan untuk kebun mentimun perlu diperhatikan perbaikan drainase, pengolahan tanah secara sempurna, pemberian bahan organik, dan pengapuran.

F. Teknik  Budidaya

1.  Benih

Sebagaimana diketahui apabila mentimun dikembang-biakkan secara generative dengan bijinya. Adapun jenis benih mentimun dapat dikelompokkan ke dalam jenis benih mentimun hibrida dan non hibrida komersial.Selain itu,benih mentimun yang baik ditandai dengan kulit biji mengkilap, tidak berbintik-bintik, bernas, dan daya kecambahnya di atas 75%. Sebaliknya mentimun hibrida kurang baik untuk dibijikan kembali oleh petani, karena selain produksi turunan berikutnya cenderung menurun, juga karena kadang-kadang bijinya banyak yang abnormal atau hampa.

Selanjutnya varietas yang non hibrida, pada dasarnya dapat dibenihkan kembali dengan cara pilihlah buah mentimun yang matang di pohon, sehat, tidak cacat, dan berasal dari tanaman yang tumbuh subur. Lalu buah mentimun dibelah untuk dikeliarkan biji-bijinya. Biji tersebut dikeringkan hingga kadar airnya ± 12%. Lakukan seleksi biji, pilih yang baik-baik saja, kemudian masukkan ke botol berwarna yang ditutup rapat untuk ditanam pada musim berikutnya. Kemudian, benih menti-mun dapat langsung di tanam di lahan yang disiapkan sebelumnya.

2. Lahan

Perlu dicatat bahwa lahan untuk kebun mentimun sebaiknya bukan bekas tanaman sefamili. Adapun tahapan penyiapan lahan diantaranya:Pertama,Buang rumput liar, agar tidak menjadi sarang dan hama penyakit. Kedua, lakukan pengolahan tanah dengan cara membajak atau mencangkul. Ketiga, keringkan tanah (wakt) kurang lebih 2 minggu.Keempat,lakukan kembali pengelolahan tanah dan Kelima, Sebaiknya di beri pupuk kandang.

3.   Penanaman

Adapun waktu penanaman buah mentimun yang paling baik adalah pada akhir musim hujan (Maret/April) atau pada musim kemarau. Sedangkan cara menanam mentimun dapat dilakukan dengan sistem tanam langsung benihnya atau memindahkan bibit dari persemaian.

4. Pemeliharaan Tanaman

Untuk pemeliharaan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara:

a.    Penyulaman dan Seleksi Tanaman Selanjutnya kegiatan penyulaman dapat dilakukan sedini mungkin atau sejak tanam hingga umur 15 hari setelah tanam. Sementara itu pada sistem tanam langsung (benih), penyulaman tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal diganti dengan benih yang baru. Namun di samping penyulam, juga dilakukan seleksi tanaman. Yaitu dengan cara, tanaman yang tumbuhnya lemah dicabut dan disisakan satu tanaman terbaik perlubang tanaman.Sedangkan pada sistem tanam pindah bibit dari pesemaian, penyulaman dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang mati atau tumbuhnya lemah dengan bibit baru dari pesemaian

b.   Pengairan


Untuk kegiatan pengairan tanaman ini bisa dilakukan rutin dua kali sehari (pagi dan sore hari), terutama pada fase awal pertumbuhan dan keadaan cuacanya kering dan cara pengairannya, dileb atau disiram dengan menggunakan alat bantu gembor lalu bagi sistem pengairan berikutnya disesuaikan
dengan kondisi iklim, asalkan tanahnya dijaga

tidak kekeringan.Apalagi dalam fase pembungaan dan pembuahan, yang mana keadaan air tanah harus memadai karena jika tanaman mentimun kekurangan air, akan menyebabkan buahnya menjadi tidak normal seperti bengkok.

5.   Penyiangan

Apabila ingin dilakukan kegiatan penyiangan terhadap rumput liar maka hendaknya dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan. Untuk mentimun lokal, pemberian pupuk dapat dilakukan sesudah tanaman berumur 1 bulan.

6.   Pemangkasan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan apabila tanaman mentimun hibrida yang sudah berumur ± 21 hari, biasanya tumbuh rimbun berdaun sangat lebat. Daun-daun yang terlalu rimbun hanya akan menghasilkan pertumbuhan vegetatif saja, sehingga bunga dan buah yang terbentuk cenderung menurun.Oleh karena itu,untuk merangsang terbentuknya cabang baru yang produktif menghasilkan bunga dan buah sekaligus mempercepat pembuahan, maka tanaman mentimun yang terlalu rimbun perlu dipangkas beberapa helai daunnya. Adapun waktu pemangkasan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, yaitu pada saat keadaan air dalam tanah jumlahnya memadai, sehingga tidak menyebabkan kelayuan pada tanaman mentimun.

G.Hama

Sebagaimana diketahui jika jenis hama yang
biasa menyerang tanaman ini antara lain: Pertama, Oteng-oteng. Sementara itu profil hama ini berupa kumbang daun kecil yang panjangnya ± 1 cm, sayapnya berwarna kuning polos dan mengkilap. Lalu kumbang ini biasanya aktif di waktu senja dan malam hari, bersifat pemangsa segala jenis tanaman dan dapat berpindah-pindah dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cara terbang. Kemudian,mengenai cara penyerangan hama ini yaitu dengan memakan daging daun, yang akibatnya membuat daun menjadi berlubang. Dan bahkan jika serangan hama ini cukup berat, maka semua jaringan daun habis dimakan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Oleh sebab itu untuk melakukan pengendalian terhadap serangan hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pergi-liran tanaman dan waktu pada waktu melakukan penanaman secara serempak.



Kedua, lalat buah. Untuk jenis hama ini cara penyerangan lalat buah mula-mula menusuk buah mentimun yang masih muda untuk bertelur, kemudian setelah 1-4 hari telurnya akan menetas menjadi larva. Dan kemudian larva ini memakan daging buah mentimun, sehingga menyebabkan tanaman menjadi busuk, adapun untuk tindakan pengendalian terhadap jenis hama ini bisa dilakukan dengan cara memasang perangkap lalat buah yang dimasukkan dan dipasang dalam botol bekas atau dengan cara mengumpulkan buah yang terserang untuk dikubur.

Ketiga, Kutu Daun.Adapun cirri jenis hama ini yaitu:ukuran tubuhnya kecil antara 1-2 mm, berwarna kuning ,kemerah-merahan atau hijau gelap sampai hitam.Selanjutnya,untuk cara penyerangannya hama ini yang mana hama ini mengisap cairan sel tanaman, terutama bagian puncak tanaman.Sementara itu ,mengenai gejala yang ditimbulkan dari serangan hama ini yaitu timbulnya bentuk daun yang tidak wajar,seperti keriput atau keriting dan menggulung. Oleh sebab itu,mengingat bahayanya dampak yang bisa ditimbulkan dari seranggan hama ini sehingga cara pengendaliannya bisa dilakukan dengan cara melakukan pergiliran tanaman atau bisa juga dengan cara mengurangi tanaman inang di daerah sekitar kebun mentimun.

H. Penyakit Tanaman

1. Busuk daun
Untuk jenis penyakit tanaman ini dapat dilihat adanya pembusukan terhadap daun yang disebabkan oleh adanya cendawan. Sementara itu untuk gejala serangan secara visual, yang mana kelihatannya pada daun terdapat bercak-bercak kuning bersudut. Lalu apabila keadaan cuaca lembab, pada sisi bawah bercak maka terdapat jamur seperti bulu yang berwarna keungu-unguan. Warna daun yang diserang akan berubah menjadi cokelat membusuk. Oleh karena itu, untuk tindakan pengendalian jenis penyakit busuk daun dapat dilakukan dengan cara penambahan varietas mentimun yang tahan terhadap penyakit, memperbaiki drainase tanah, dan mengurangi kelembaban kebun dengan cara memperjarang jarak tanaman.

2. Penyakit tepung

Adapun jenis penyakit ini dapat disebab-kan oleh karena adanya sejenis cendawan yang di pancarkan oleh angin,dan kemudian berkembang dengan cepat bila suhu udara mencapai kira-kira antara 200-240C, serta keadaan tanah kering. Oleh sebab itu,tidak mengherankan apabila penyakit ini umumnya menyerang tanaman mentimun terutama di musim kemarau.Selanjutnya ,gejala yang bisa ditimbulkan oleh penyakit ini terhadap mentimun yang mana permukaan daun dan batang muda yang terdapat lapisan putih bertepung.Selain itu,gejala lain yang muncul yaitu daun menunjukkan adanya gejala bercak diliputi lapisan putih bertepung, lalu kemudian berubah menjadi berwarna kuning dan akhirnya mengering. Oleh sebab itu, untuk tindakan pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara menanam mentimun varietas yang tahan terhadap penyakit serta mencabut tanaman yang terserang cukup parah

3. Penyakit Antraknose

Bagi jenis penyakit ini muncul karena adanya cendawan yang menyerang tanaman mentimun. Sedangkan akibat yang dapat di timbulkan oleh jenis penyakit ini yaitu pada daun tanaman terdapat bercak-bercak berwarna cokelat yan mana bentuk bercaknya agak bulat atau bersudut-sudut, yang apabila hal ini kemudian meluas sehingga daun tanaman akhirnya mati. Bahkan tidak hanya pada daun tetapi juga jika serangannya lebih luas akan menyebabkan tangkai, batang mdan buah tanaman pun menjadi busuk. Oleh karena itu,untuk tindakan pengendaliannya bisa dengan cara menanam benih sehat serta mengadakan pergiliran tanaman dengan jenis yang bukan family Cucurbitaceae.

4. Bercak daun

Dalam kasus penyakit tanaman mentimun ini, yang mana jenis penyakit ini biasanya disebabkan oleh adanya bakteri yang diawali muncul pada bagian biji tanaman. Adapun faktor yang menyebabkan munculnya penyebaran penyakit ini adalah keadaan iklim yang basah karena hujan. Sementara itu, gejala yang muncul akibat serangan penyakit tersebut ditandai dengan munculnya bercak-bercak kecil pada daun mentimun yang berwarna kuning dan bersudut-sudut karena dibatasi oleh tulang-tulang daun.

Bahkan pada tingkat serangan berat yang menyebabkan seluruh daun penuh dengan bercak-bercak yang berwarna menjadi cokelat muda kelabu, mengering, bahkan menjadi berlubang. Akibatnya, buah mentimun yang terserang penyakit ini menjadi busuk. Oleh




karena itu,untuk tindakan pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara melakukan pergiliran tanaman atau menanam biji yang sehat.

5. Kudis

Penyakit kudis yang menyerang tanaman mentimun biasanya disebabkan oleh adanya cendawan yang disebarkan oleh angin dan sisa-sisa tanaman. Di samping itu faktor lain yang mempermudah munculnya penyakit ini diantaranya cuaca lembab, berkabut, banyak embun, dan keadaan malam yang sejuk. Sedangkan serangan penyakit kudis umumnya terjadi pada buah mentimun yang masih muda, yang ditandai dengan adanya bercak basah yang melekuk ke dalam dan dibagian tepinya mengeluarkan cairan yang mengering seperti karet.Lalu apabila penyakit menyerang buah yang sudah tua, menyebabkan terjadinya kudis cokelat yang bergabus.Oleh karena itu,untuk mengendalikan serangan penyakit ini bisa dilakukan dengan cara melakukan pergiliran rotasi tanaman atau bisa juga dengan cara menanam benih atau bibit yang sehat serta varietas mentimun yang tahan.

6. Busuk buah

Sebagaimana diketahui bahwa pada dasarnya penyebab penyakit busuk buah mentimun umumnya adalah beberapa jenis jamur. Selain itu penyakit busuk buah dapat juga disebabkan oleh bakteri. Selanjutnya, mengenai gejala yang bisa diamati dari penyakit ini yaitu bagian buah yang terserang menjadi busuk kebasah-basahan.Untuk itu, tindakan pengendalian yang bisa dilakukan yaitu dengan cara menghindari luka mekanis pada buah sewaktu di kebun maupun saat panen.
I.   Panen dan Pasca Panen 
1.Panen

Sesuai dengan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa buah mentimun dapat dipanen pada waktu tanaman berumur antara 2 – 3 bulan setelah tanam, atau tergantung pada varietasnya. Sementara itu,pada mentimun lokal panen buah pertama rata-rata pada saat tanaman berumur 48 hari setelah benih ditanam. Sedangkan buah mentimun hibrida dapat dipanen pertama pada umur 42 hari setelah bibit dipindahtanamkan dari persemaian ke kebun. Kemudian panen berikutnya, dapat dilakukan setiap 5 – 10 hari sekali, dengan cara memilih buah yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan,kecuali pada mentimun suri pemanenan dilakukan sekaligus ataupun bertahap setelah buahnya matang.Dalam perkembangan berikutnya,waktu panen yang paling baikdilakukan yaitu pada pagi hari agar pada buah mentimun tidak terdapat air.Sedangkan cara memanennya yaitu dengan memotong tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam agar tidak merusak tanaman.

 2. Pasca panen
Seperti yang diketahui apabila buah mentimun termasuk salah satu jenis bahan sayuran yang gampang rusak. Oleh karena itu,selepas panen perlu penanganan pascapanen secepat mungkin dengan tujuan untuk mempertahankan kesegaran, mencegah susut dan kerusakan buah mentimun.Lalu setelah buah mentimun dipetik, segera dimasukkan ke dalam tempat yang struk-turnya tidak keras. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen ini diantaranya: Pengumpulan Hasil, Pemilihan dan pengelompokkan buah, Pencucian serta Pemasaran hasil panen.

Selasa, 28 November 2017

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Mentimun | 085733806308

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman mentimun – Hama dan penyakit merupakan hambatan – hambatan yang sering menyerang tanaman. Adanya hama dan penyakit akan membuat kerusakan tanaman dan penurunan produktivitas tanaman. Hal inilah masalah bagi para petani mentimun untuk mengendalikan hama dan penyakit dengan cara apapun agar tanaman tidak mati.

Dalam melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman sebaiknya harus memperhatikan kondisi tanaman, gejala tanaman, dan juga pemeliharaan tanaman baru bisa melakuka pengendalian hama dan penyakit tanaman mentimun. Berikut cara pengendalian hama dan penyakit tanaman mentimun dengan mudah.

Hama dan Penyakit Tanaman Mentimun
A. Hama Tanaman Mentimun
      a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
          Gejala : merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.

           Pengendalian:

           - Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
           - Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.

       b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
            Gejala : menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.

            Pengendalian :

            - Melakukan pemankasan bagian terserang.
            - Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
            - Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
       c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
           Gejala : memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.

           Pengendalian :

           - Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
           - Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
        d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
            Gejala : menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.

            Pengendalian :

            - Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
            - Melakukan sanitasi kebun atau lahan.

B. Penyakit Tanaman Mentimun

         a. Busuk daun ( Downy mildew )
             Penyebab : Pseudoperonospora.
             Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.

             Pengendalian :

             - Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
             - Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam

         b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
             Penyebab : Erysiphe cichoracerum.

              Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.

              Pengendalian :

              - Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
              - Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk.

          c. Antraknose
              Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.

              Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.

              Pengendalian :

              - Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
              - Penyemprotan fungisida dan antraksida  berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.

          d. Bercak daun
              Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans

              Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.

              Pengendalian :

              Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
              Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan                        petunjuk.

          e. Virus
              Penyebab : cucumber Mosaic virus

              Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.

              Pengendalian :

              - Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
              - Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.

           f. kudis
              Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum

              Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.

              Pengendalian :

              - Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
              - Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.

          g. Busuk buah
              Penyebab : Rhizopus dan lainnya

              Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.

              Pengendalian :

              - Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
              - Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk