Mentimun (Cucumis sativus L.) salah satu tanaman yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan), yang sangat disukai oleh semua lapisan masyarakat. Buahnya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, pencuci mulut atau pelepas dahaga, bahan kosmetika, dan dapat dijadikan bahan obat-obatan. Selain itu buah mentimun dapat digunakan sebagai bahan baku industri minuman, permen dan parfum.
Mentimun mempunyai prospek yang cerah untuk dibudidayakan, karena mentimun dapat dipasarkan di dalam negeri dan di luar negeri. Produksi mentimun masih rendah, yaitu rata-rata 10 ton ha-1, hal ini disebabkan karena budidaya mentimun masih dianggap usaha sampingan diantara tanaman budidaya lainnya.
Berbagai usaha untuk meningkatkan hasil mentimun, diantaranya perbaikan teknik budidaya, seperti penggunaan dosis pupuk yang tepat, varietas yang unggul, dan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam yang tepat merupakan salah satu faktor yang perludilakukan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai dalam menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman.
Penggunaan jarak tanam harus dilakukan dengan ukuran yang tepat. Jarak tanam yang terlalu lebar dapat berakibat kurang baik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman, hal ini dikarenakan terjadinya penguapan yang besar dan tingkat perkembangan gulma yang tinggi. Sebaliknya jarak tanam yang terlalu rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi antar tanaman dalam mendapatkan cahaya matahari, unsur hara dan air.
kebutuhan buah mentimun di Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan pertambahan pendudukan, peningkatan taraf hidup, tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gizi. Pada tahun 2006 luas areal panen mentimun nasional mencapai 55.792 ha dengan produksi 268.201 ton.
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3.5 ton/ha sampai 4.8 ton/ha, padahal produksi ketimun hibrida bisa mencapai 20 ton/ha. Budidaya ketimun dalam skala produksi yang tinggi dan intensif belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman ketimun ditanam hanya sebagai tanaman selingan .
Pengolahan tanah dalam produksi tanaman ketimun diperlukan untuk menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman dan mem-berantas gulma. Pengolahan tanah dapat menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Karena pengendalian gulma makin banyak dilakukan dengan Herbisida, pengaruh utama pengolahan tanah umumnya ditujukan pada perbaikan struktur tanah.
Budidaya Tanaman
1. Syarat tumbuh
Sebagaimana diketahui apabila jenis tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya serta tidak memerlukan perawatan yang khusus. Di Indonesia misalnya yang iklimnya tropis yang mana tanaman ini dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl).Selain itu selama pertumbuhannya, tanaman mentimun membutuhkan iklim kering, sinar matahari cukup dengan temperatur berkisar antara 21,10-26,70C. Sedangkan beberapa mentimun hibrida introduksi, umumnya di tanam di dataran tinggi antara 1.000-1.200 m dpl.
Sebaliknya,tanaman mentimun kurang tahanterhadap curah hujan yang tinggi.Ini disebabkan karena dalam cuaca yang ekstrim seperti itu dapat mengakibatkan bunga yang terbentuk berguguran sehingga gagal membentuk buah. Begitu pula halnya dengan daerah yang temperatur siang dan malam harinya berbeda sangat tajam, dapat memicuh munculnya serangan penyakit tepung.
1. Syarat tumbuh
Sebagaimana diketahui apabila jenis tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya serta tidak memerlukan perawatan yang khusus. Di Indonesia misalnya yang iklimnya tropis yang mana tanaman ini dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl).Selain itu selama pertumbuhannya, tanaman mentimun membutuhkan iklim kering, sinar matahari cukup dengan temperatur berkisar antara 21,10-26,70C. Sedangkan beberapa mentimun hibrida introduksi, umumnya di tanam di dataran tinggi antara 1.000-1.200 m dpl.
Sebaliknya,tanaman mentimun kurang tahanterhadap curah hujan yang tinggi.Ini disebabkan karena dalam cuaca yang ekstrim seperti itu dapat mengakibatkan bunga yang terbentuk berguguran sehingga gagal membentuk buah. Begitu pula halnya dengan daerah yang temperatur siang dan malam harinya berbeda sangat tajam, dapat memicuh munculnya serangan penyakit tepung.
2. Tanah
Berdasarkan
hasil penelitian yang ada menun-jukkan bahwa pada dasarnya hampir semua jenis
tanah yang digunakan untuk lahan pertanian, cocok pula ditanami mentimun.
Walaupun begitu untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan
kualitasnya baik, tanaman mentimun
membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humas, tidak menggenang
(becek), dan pH-nya berkisar antara 6-7.Adapun tanah yang sifat fisik, kimia
dan biologinya kurang baik sering kali menghambat pertumbuhan tanaman mentimun,
sehingga produksinya menurun dan kualitasnya rendah. Umpamanya, keadaan pH
tanah terlalu rendah atau masam (di bawah 5) dapat menyebabkan tanaman mentimun
kekurangan unsur hara, dan garam-garam mineral seperti Alumunium bersifat racun
bagi tanamam. Sementara itu,tanah yang bercak dapat memudah-kan terjangkitnya
serangan penyakit layu bakteri. Oleh sebab itu dalam pengelolaan lahan untuk
kebun mentimun perlu diperhatikan perbaikan drainase, pengolahan tanah secara
sempurna, pemberian bahan organik, dan pengapuran.
F.
Teknik Budidaya
1. Benih
Sebagaimana
diketahui apabila mentimun dikembang-biakkan secara generative dengan bijinya.
Adapun jenis benih mentimun dapat dikelompokkan ke dalam jenis benih mentimun
hibrida dan non hibrida komersial.Selain itu,benih mentimun yang baik ditandai
dengan kulit biji mengkilap, tidak berbintik-bintik, bernas, dan daya
kecambahnya di atas 75%. Sebaliknya mentimun hibrida kurang baik untuk
dibijikan kembali oleh petani, karena selain produksi turunan berikutnya
cenderung menurun, juga karena kadang-kadang bijinya banyak yang abnormal atau
hampa.
Selanjutnya
varietas yang non hibrida, pada dasarnya dapat dibenihkan kembali dengan cara
pilihlah buah mentimun yang matang di pohon, sehat, tidak cacat, dan berasal
dari tanaman yang tumbuh subur. Lalu buah mentimun dibelah untuk dikeliarkan
biji-bijinya. Biji tersebut dikeringkan hingga kadar airnya ± 12%. Lakukan
seleksi biji, pilih yang baik-baik saja, kemudian
masukkan ke botol berwarna yang ditutup rapat untuk ditanam pada musim
berikutnya. Kemudian, benih menti-mun dapat langsung di tanam di lahan yang
disiapkan sebelumnya.
2.
Lahan
Perlu dicatat bahwa lahan untuk
kebun mentimun sebaiknya bukan bekas tanaman sefamili. Adapun tahapan penyiapan
lahan diantaranya:Pertama,Buang rumput liar, agar tidak menjadi sarang dan hama
penyakit. Kedua, lakukan pengolahan tanah dengan cara membajak atau mencangkul.
Ketiga, keringkan tanah (wakt) kurang lebih 2 minggu.Keempat,lakukan kembali
pengelolahan tanah dan Kelima, Sebaiknya di beri pupuk kandang.
3. Penanaman
Adapun waktu penanaman buah mentimun
yang paling baik adalah pada akhir musim hujan (Maret/April) atau pada musim
kemarau. Sedangkan cara menanam mentimun dapat dilakukan dengan sistem tanam
langsung benihnya atau memindahkan bibit dari persemaian.
4.
Pemeliharaan Tanaman
Untuk pemeliharaan tanaman ini dapat
dilakukan dengan cara:
a. Penyulaman
dan Seleksi Tanaman Selanjutnya
kegiatan penyulaman dapat dilakukan sedini mungkin atau sejak tanam hingga umur
15 hari setelah tanam. Sementara itu pada sistem tanam langsung (benih),
penyulaman tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal diganti dengan benih yang
baru. Namun di samping penyulam, juga dilakukan seleksi tanaman. Yaitu dengan
cara, tanaman yang tumbuhnya lemah dicabut dan disisakan satu tanaman terbaik
perlubang tanaman.Sedangkan pada sistem tanam pindah bibit dari pesemaian,
penyulaman dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang mati atau tumbuhnya
lemah dengan bibit baru dari pesemaian
b.
Pengairan
Untuk
kegiatan pengairan tanaman ini bisa dilakukan rutin dua kali sehari (pagi dan
sore hari), terutama pada fase awal pertumbuhan dan keadaan cuacanya kering dan
cara pengairannya, dileb atau disiram dengan menggunakan alat bantu gembor lalu
bagi sistem pengairan berikutnya disesuaikan
dengan kondisi iklim, asalkan tanahnya dijaga
tidak kekeringan.Apalagi dalam fase
pembungaan dan pembuahan, yang mana keadaan air tanah harus memadai karena jika
tanaman mentimun kekurangan air, akan menyebabkan buahnya menjadi tidak normal
seperti bengkok.
5.
Penyiangan
Apabila
ingin dilakukan kegiatan penyiangan terhadap rumput liar maka hendaknya
dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan. Untuk mentimun lokal, pemberian
pupuk dapat dilakukan sesudah tanaman berumur 1 bulan.
6.
Pemangkasan
Berdasarkan
hasil penelitian di lapangan menunjukkan apabila tanaman mentimun hibrida yang
sudah berumur ± 21 hari, biasanya tumbuh rimbun berdaun sangat lebat. Daun-daun
yang terlalu rimbun hanya akan menghasilkan pertumbuhan vegetatif saja,
sehingga bunga dan buah yang terbentuk cenderung menurun.Oleh karena itu,untuk
merangsang terbentuknya cabang baru yang produktif menghasilkan bunga dan buah
sekaligus mempercepat pembuahan, maka tanaman mentimun yang terlalu rimbun
perlu dipangkas beberapa helai daunnya. Adapun waktu pemangkasan sebaiknya
dilakukan pada pagi atau sore hari, yaitu pada saat keadaan air dalam tanah
jumlahnya memadai, sehingga tidak menyebabkan kelayuan pada tanaman mentimun.
G.Hama
Sebagaimana diketahui jika jenis
hama yang
biasa menyerang tanaman ini antara
lain: Pertama, Oteng-oteng. Sementara
itu profil hama ini berupa kumbang daun kecil yang panjangnya ± 1 cm, sayapnya
berwarna kuning polos dan mengkilap. Lalu kumbang ini biasanya aktif di waktu
senja dan malam hari, bersifat pemangsa segala jenis tanaman dan dapat
berpindah-pindah dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cara terbang.
Kemudian,mengenai cara penyerangan hama ini yaitu dengan memakan daging daun,
yang akibatnya membuat daun menjadi berlubang. Dan bahkan jika serangan hama
ini cukup berat, maka semua jaringan daun habis dimakan dan tinggal
tulang-tulang daun saja. Oleh sebab itu untuk melakukan pengendalian terhadap
serangan hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pergi-liran tanaman dan
waktu pada waktu melakukan penanaman secara serempak.
Kedua, lalat buah. Untuk jenis hama ini cara
penyerangan lalat buah mula-mula menusuk buah mentimun yang masih muda untuk
bertelur, kemudian setelah 1-4 hari telurnya akan menetas menjadi larva. Dan
kemudian larva ini memakan daging buah mentimun, sehingga menyebabkan tanaman
menjadi busuk, adapun untuk tindakan pengendalian terhadap jenis hama ini bisa
dilakukan dengan cara memasang perangkap lalat buah yang dimasukkan dan
dipasang dalam botol bekas atau dengan cara mengumpulkan buah yang terserang
untuk dikubur.
Ketiga, Kutu Daun.Adapun cirri jenis hama
ini yaitu:ukuran tubuhnya kecil antara 1-2 mm, berwarna kuning ,kemerah-merahan
atau hijau gelap sampai hitam.Selanjutnya,untuk cara penyerangannya hama ini
yang mana hama ini mengisap cairan sel tanaman, terutama bagian puncak
tanaman.Sementara itu ,mengenai gejala yang ditimbulkan dari serangan hama ini
yaitu timbulnya bentuk daun yang tidak wajar,seperti keriput atau keriting dan
menggulung. Oleh sebab itu,mengingat bahayanya dampak yang bisa ditimbulkan
dari seranggan hama ini sehingga cara pengendaliannya bisa dilakukan dengan
cara melakukan pergiliran tanaman atau bisa juga dengan cara mengurangi tanaman
inang di daerah sekitar kebun mentimun.
H. Penyakit Tanaman
1. Busuk daun
Untuk
jenis penyakit tanaman ini dapat dilihat adanya pembusukan terhadap daun yang
disebabkan oleh adanya cendawan. Sementara itu untuk gejala serangan secara
visual, yang mana kelihatannya pada daun terdapat bercak-bercak kuning
bersudut. Lalu apabila keadaan cuaca lembab, pada sisi bawah bercak maka
terdapat jamur seperti bulu yang berwarna keungu-unguan. Warna daun yang
diserang akan berubah menjadi cokelat membusuk. Oleh karena itu, untuk tindakan
pengendalian jenis penyakit busuk daun dapat dilakukan dengan cara penambahan
varietas mentimun yang tahan terhadap penyakit, memperbaiki drainase tanah, dan
mengurangi kelembaban kebun dengan cara memperjarang jarak tanaman.
2. Penyakit tepung
Adapun
jenis penyakit ini dapat disebab-kan oleh karena adanya sejenis cendawan yang
di pancarkan oleh angin,dan kemudian berkembang dengan cepat bila suhu udara mencapai kira-kira antara 200-240C,
serta keadaan tanah kering. Oleh sebab itu,tidak mengherankan apabila penyakit
ini umumnya menyerang tanaman mentimun terutama di musim kemarau.Selanjutnya
,gejala yang bisa ditimbulkan oleh penyakit ini terhadap mentimun yang mana
permukaan daun dan batang muda yang terdapat lapisan putih bertepung.Selain
itu,gejala lain yang muncul yaitu daun menunjukkan adanya gejala bercak
diliputi lapisan putih bertepung, lalu kemudian berubah menjadi berwarna kuning
dan akhirnya mengering. Oleh sebab itu, untuk tindakan pengendaliannya dapat
dilakukan dengan cara menanam mentimun varietas yang tahan terhadap penyakit
serta mencabut tanaman yang terserang cukup parah
3. Penyakit Antraknose
Bagi
jenis penyakit ini muncul karena adanya cendawan yang menyerang tanaman
mentimun. Sedangkan akibat yang dapat di timbulkan oleh jenis penyakit ini
yaitu pada daun tanaman terdapat bercak-bercak berwarna cokelat yan mana bentuk
bercaknya agak bulat atau bersudut-sudut, yang apabila hal ini kemudian meluas
sehingga daun tanaman akhirnya mati. Bahkan tidak hanya pada daun tetapi juga
jika serangannya lebih luas akan menyebabkan tangkai, batang mdan buah tanaman
pun menjadi busuk. Oleh karena itu,untuk tindakan pengendaliannya bisa dengan
cara menanam benih sehat serta mengadakan pergiliran tanaman dengan jenis yang bukan
family Cucurbitaceae.
4. Bercak daun
Dalam
kasus penyakit tanaman mentimun ini, yang mana jenis penyakit ini biasanya
disebabkan oleh adanya bakteri yang diawali muncul pada bagian biji tanaman.
Adapun faktor yang menyebabkan munculnya penyebaran penyakit ini adalah keadaan
iklim yang basah karena hujan. Sementara itu, gejala yang muncul akibat
serangan penyakit tersebut ditandai dengan munculnya bercak-bercak kecil pada
daun mentimun yang berwarna kuning dan bersudut-sudut karena dibatasi oleh tulang-tulang
daun.
Bahkan
pada tingkat serangan berat yang menyebabkan seluruh daun penuh dengan
bercak-bercak yang berwarna menjadi cokelat muda kelabu, mengering, bahkan
menjadi berlubang. Akibatnya, buah mentimun yang terserang penyakit ini menjadi
busuk. Oleh
karena itu,untuk tindakan
pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara melakukan pergiliran tanaman atau
menanam biji yang sehat.
5. Kudis
Penyakit
kudis yang menyerang tanaman mentimun biasanya disebabkan oleh adanya cendawan
yang disebarkan oleh angin dan sisa-sisa tanaman. Di samping itu faktor lain
yang mempermudah munculnya penyakit ini diantaranya cuaca lembab, berkabut,
banyak embun, dan keadaan malam yang sejuk. Sedangkan serangan penyakit kudis
umumnya terjadi pada buah mentimun yang masih muda, yang ditandai dengan adanya
bercak basah yang melekuk ke dalam dan dibagian tepinya mengeluarkan cairan
yang mengering seperti karet.Lalu apabila penyakit menyerang buah yang sudah
tua, menyebabkan terjadinya kudis cokelat yang bergabus.Oleh karena itu,untuk
mengendalikan serangan penyakit ini bisa dilakukan dengan cara melakukan
pergiliran rotasi tanaman atau bisa juga dengan cara menanam benih atau bibit
yang sehat serta varietas mentimun yang tahan.
6. Busuk buah
Sebagaimana
diketahui bahwa pada dasarnya penyebab penyakit busuk buah mentimun umumnya
adalah beberapa jenis jamur. Selain itu penyakit busuk buah dapat juga
disebabkan oleh bakteri. Selanjutnya, mengenai gejala yang bisa diamati dari
penyakit ini yaitu bagian buah yang terserang menjadi busuk
kebasah-basahan.Untuk itu, tindakan pengendalian yang bisa dilakukan yaitu
dengan cara menghindari luka mekanis pada buah sewaktu di kebun maupun saat
panen.
I.
Panen dan Pasca Panen
1.Panen
Sesuai
dengan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa buah mentimun dapat
dipanen pada waktu tanaman berumur antara 2 – 3 bulan setelah tanam, atau
tergantung pada varietasnya. Sementara itu,pada mentimun lokal panen buah
pertama rata-rata pada saat tanaman berumur 48 hari setelah benih ditanam.
Sedangkan buah mentimun hibrida dapat dipanen pertama pada umur 42 hari setelah
bibit dipindahtanamkan dari persemaian ke kebun. Kemudian panen berikutnya,
dapat dilakukan setiap 5 – 10 hari sekali, dengan cara memilih buah yang
ukurannya sesuai dengan kebutuhan,kecuali pada
mentimun suri pemanenan dilakukan sekaligus ataupun bertahap setelah buahnya
matang.Dalam
perkembangan berikutnya,waktu panen yang paling baikdilakukan yaitu pada pagi
hari agar pada buah mentimun tidak terdapat air.Sedangkan cara memanennya yaitu
dengan memotong tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam agar tidak merusak
tanaman.
2. Pasca panen
Seperti
yang diketahui apabila buah mentimun termasuk salah satu jenis bahan sayuran yang
gampang rusak. Oleh karena itu,selepas panen perlu penanganan pascapanen
secepat mungkin dengan tujuan untuk mempertahankan kesegaran, mencegah susut
dan kerusakan buah mentimun.Lalu setelah buah mentimun dipetik, segera
dimasukkan ke dalam tempat yang struk-turnya tidak keras. Adapun beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen ini diantaranya: Pengumpulan Hasil, Pemilihan dan pengelompokkan buah, Pencucian serta Pemasaran hasil panen.